Rabu, 09 Mei 2012

Sisi Lain Lagu The PanasDalam

Jelas sekali, tidak semua orang tau apalagi tertarik dengan The PanasDalam, yang pada hal ini khusus mengenai The PanasDalam Band saja.

Group musik bentukan Pidi Baiq ini mungkin bagi sebagian orang, kalau tidak dikatakan bagi sebagian besar pendengarnya, adalah sebuah group musik yang biasa membawakan lagu dengan lirik kocak bagi sebagian orang.

Apakah kemudian begitu juga aku memahaminya? Sebagaimana sebagian review yang ada bertebaran melalui laman-laman web atau blog lainnya?

Begini...
Ada satu lagu The PanasDalam, yang sebagaimana biasa, adalah karya Pidi Baiq, lagu itu berjudul Menahemana. Sebuah judul yang entah berarti apa pada waktu kali pertama kudengar. kudengar lagunya maksudku, bukan kudengar judulnya.

Namun hey... ini ada yang berbeda yang kutangkap pada liriknya. Aku tersentak, kaget dan kemudian tersandar di kursi, lemas rasanya. Oh tentu, tentu tidak demikian, itu adalah sekedar dramatisasi saja. Mirip sandiwara radio. Tapi bahwa aku jadi berpikir karenanya, iya.

Pidi Baiq - The PanasDalam
Pidi Baiq gitaran di terasku
Pertanyaan & dugaanku tentang lagu Menahemana itu kemudian mendapatkan konfirmasi langsung dari Pidi Baiq. Saat kami duduk di teras rumahku, di Banjarbaru. Karena saat itu ia memang lagi nginap di rumahku, di Banjarbaru.

"Kang, kubaca di sebuah forum, ada yang ulas bahwa lagu Menahemana itu adalah lagu cinta buat pacarnya. Tapi pikirku tidak begitu. Itu lagu ada muatan sufistik", aku bertanya pada ia yang mungkin akan menjawab pertanyaan itu.

Benar saja. Pidi tersenyum lebar lalu berkata, "iya, lagu serius itu".

"yang membuatku sadar itu adalah pada lirik ada pada segala arah kuseru namamu, kang. dan lagu itu juga bercerita tentang shalat tahajudtapi, apa sebenarnya itu artinya menahemana?", lanjutku bertanya.

"Muhammad", Kang Pidi jawab. hmmm... ya, bisa jadi itu adalah teknik menyembunyikan yang sebenarnya pada judul, biar tidak terlalu ketara. entahlah... Juga aku tidak bahas soal lagu lain, karangan Pidi Baiq juga,  dengan lirik yang mirip namun berbeda di beberapa hal, yang berjudul "Bagaimanapun". Perubahan itu biasa, berproses tentu segala sesuatunya.

Sudahlah selesai soal lagu itu. Kami terus masih di teras, bernyanyi-nyanyi, sambil tentu tak lupa sesekali lupa lirik lagunya sendiri. "kamu hafalkan lirik lagu ini?" katanya saat lupa lirik suatu lagu. Sekali dua aku juga protes dan bilang kalau urutan lirik yang dinyanyikannya salah. Memang itu lagu punya Kang Pidi, tapi hei... aku kan pendengar yg boleh protes? Juga bicara² soal lagu Librani. yang kalau soal lagu ini, sudahlah, gak enak bukanya. sungkan  :))

Atau, marilah kuceritakan lagi soal lagu dengan muatan yang sama dengan Menahemana itu. Adalah sebuah lagu yang berjudul Inipun Kasih Sayang. ada juga yang sudah upload di Youtube lagunya. Bagiku itu bukan lagu cinta biasa. Penggalan liriknya ada yang entah kenapa mengingatkanku pada sedikit penggalan pada doa iftitah.

Atau lagu Introspeksi. Belum dengar? Syukurin kalau belum :))
Lagu ini bagiku adalah benar² tentang sebuah proses. Tentang pilihan dalam hidup. Ini lagu benar² serius. Sungguh begitu bagiku. Lagu inilah yang paling sering bolak-balik menemaniku kalau dalam perjalanan. "Bagaimana ini diri berpegang pada yang sama hanyut terbawa arus" itulah penggalan liriknya yang begitu kuat dalam batas pemahamanku.

dan... malam itu, di teras rumahku, kami memang cerita-cerita, loncat sana loncat sini topiknya tak mengapa, karena kalau topiknya ditentukan itu seminar namanya, bukan ngobrol. Pemahaman bisa berbeda. Kadang sambil bernyanyi-nyanyi. Lupa lirik dan tetangga. Oh... tetanggaku itu sudah maklum kalau dari terasku terdengar suara orang nyanyi malam². Maka aman.

Pakacil & Pidi Baiq
Acara Bersama Pidi Baiq. Banjarbaru.
Sebagaimana saat ini, saat itu juga sudah malam di Banjarbaru. Besoknya kami ada acara. Kang Pidi menyempatkan buka akun twitternya dari Banjarbaru.

Cerita ini memang sebatas soal sisi lain dari lirik dan lagu The PanasDalam. Sisi yang bagaimana aku bisa menangkapnya. Mungkin benar, mungkin tidak. Tapi lagi pula ini bukan soal benar salah, tapi bagaimana menikmati lagu. Itu saja dulu. Toh tidak semua orang pernah dengar lagu² mereka bukan?

Hanya kemudian kubilang pada Pidi Baiq, "kang, bagaimana kalau lagu² serius The PanasDalam dijadikan khusus pada satu album? menarik itu. aku senang sekali kalau ada".

"ya, memang sudah direncanakan", jawabnya, Pidi Baiq, Imam Besar The PanasDalam. Pada suatu siang di Banjarbaru. Kota tempat tinggalku.

"...owh, kutunggu. tentu", dalam hatiku.
Sampai jumpa lagi di Banjarbaru. Suatu waktu.

5 komentar:

adetruna mengatakan...

terkadang utk lagu serius pun dikemas dalam balutan a la the panas dalam... eh kalian berteman rupanya ...

Jadi penasaran, mendengarkan kumpulan lagu serius dalam satu album The PanDal :)

Gaptek mengatakan...

Panas dalam neh yang Lagunya ada Rintihan Kuntilanak itu ialah yooo??

rasa pernah dengar namanya dulu di Empat MAtaaaa

Mhd Wahyu NZ mengatakan...

kepada:
kang ade. sama kang, akupun menunggu kumpulan itu kapan munculnya. semoga cepet. dan kang pidi memang berteman dengan siapa saja :)

gaptek. yup. lagu itu pernah jadi OST sebuah pelem rasanya.

Anonim mengatakan...

ah, orang banjar baru, dan saya suka pidibaiq itu, dan blog ini kok gk pernah update yah dan lagi gegara si om warem deh saya terjerumus di blog ini

dan saya juga dibanjar baru, baru sebulan sih *dunia perlu tahu*

salam

Pakacil mengatakan...

naussea.
blog ini mungkin sekarang jarang apdet. biasa laaah... pemiliknya pemalas :))

Posting Komentar